Tuesday, September 28, 2021

Desain dan Lingkungan

Haloo temen-temen, balik lagi di akun blog lama aku yang udah ga diisi sekitar 5 tahunan ini

Kali ini, aku udah jadi mahasiswa lho hahaha, waktu jalannya cepet banget ya. Pertama kali aku isi blog ini perasaan masih anak sd. 

Berhubung sekarang aku berkuliah di salah satu Universitas di Bandung, yaitu Universitas Pendidikan Indonesia, jurusan Desain Komunikasi Visual ada bahasan yang menarik dari salah satu mata kuliah aku sekarang yaitu Desain dan Lingkungan

Desain sama lingkungan? hubungannya apa? Desain dan lingkungan itu udah pasti berhubungan temen-temen, contoh kecilnya media komunikasi yang kita pakai sehari-hari sekarang. Yaitu Handphone.

Sadar gak sih? kadang ya, kita ketemu atau reuni nih sama temen lama waktu SMA gitu, ketemuan di cafe. Awal-awal sih iya ya, pasti tegur sapa, nanyain kabar dan segala macem. tapii, eh ujung-ujungnya sehabis bikin story atau boomerang pasti sibuk sama gadgetnya masing-masing. Ada yang sibuk take berulang-berulang, ada yang sibuk ngedit, ada yang sibuk repostin tag temen-temennya. Nah, biasanya nih, kalo udah sibuk masing-masing gini pasti pada anteng sendiri. 

Nah, itu dia temen-temen gambaran kecilnya. Gimana-gimana, udah mulai kebayangkan situasinya? Jadi, yang di maksud dengan desain itu adalah Handphonenya temen-temen, awal mula di buat Handphone itu buat apa sih? untuk memudahkan orang untuk berkomunikasi kan.. Mendekatkan yang jauh, tapi sedihnya tujuan itu kadang malah jadi bumerang sendiri yah buat kita. Contohnya kaya tadi, kita rencana mau reuni buat tegur sapa, ngobrol, ngabisin waktu. Tapi, akhirnya-akhrinya malah sibuk sendiri-sendiri. Yang asalnya si "desain" ini dibuat untuk menyelesaikan masalah, malah membuat masalah baru deh. Malah ngebuat yang dekat kian menjauh.

Contoh lain adalah fenomena ojek online, dirintis mulai tahunn 2011 dan mulai beroprasi tahun 2015 ojek online yang udah memperluas jaringannya hingga kebutuhan hidup kita seakan lebih mudah dengan fitur pemesanan ojek lewat aplikasi di smartphone. Harga yang bersaing dengan harga murah membuat hal tersebut menjadi solusi yang sangat membantu bagi banyak orang. Tapi, disisi lain banyak pekerjaan yang pendapatannya menjadi menurun karena maraknya ojek online, pemboikotan dimana-mana, dan tidak sedikit para supir angkot beralih profesi demi keberlangsungan hidup mereka. Selain itu, karena begitu banyaknya pesaing, akhirnya banyak perusahaan yang ikut berinvestasi sebagai pesaing perusahaan layanan jasa ini. Banyaknya pesaing dengan harga yang jauh lebih murah membuat kompetisi ini memakan banyak driver yang mencoba double job, sehingga mereka dapat mendapatkan upah lebih. Melalui contoh tersebut, dapat kita bayangkan disamping dari hasil desain yang kita anggap menjadi solusi, ternyata akan membuat masalah baru. Usaha manusia mdoern untuk menghilangkan mitos tidak akan berhasil, justru usaha manusia modern itu sendiri malah menjadi mitos baru.

"Dampak lebih jauh, manusia selalu mendewakan hawa nafsu yang oleh Baudrillard dikredokan sebagai penampakan hawa nafsu dalam bentuk-bentuk amoral. Hal ini terjadi karena keberadaannya sangat dipengaruhi oleh sikap penolakan akan segala bentuk penilaian moral. Ia lebih menghambakan diri pada tujuan ekstasi, sehingga menenggelamkan segala sesuatu dari kualitas subjektif serta membiarkannya pada sifat ambiguitas. Ia mengelakkan diri dari pertimbangan objektif dan membiarkan diri hanyut bersama kekuatan-kekuatan pengaruh yang tidak bisa dicegah.

Jika kita mau jujur, sejatinya lingkungan hidup merupakan suatu karunia Tuhan yang perlu dirawat, dijaga kelestarian dan keseimbangannya. Untuk itu, melalui karya desain komunikasi visual, paradesainer komunikasi visual perlu mengajak kesadaran masyarakat untuk melestarikan, menjaga dan merawat lingkungan sekitar yang ‘’dipinjamkan’’ kepada kita.

Sebagai ilmu pengetahuan, konsep dan karya desain komunikasi visual senantiasa membawakan pesan etika dan moralitas kehidupan manusia."

Kesimpulannya, sebagai seorang desainer kita sendiri harus mempunyai pola pikir yang sangat jauh kedepan, karena dalam diri desainer sendiri harus memaksimalkan solusi apa yang akan ia berikan terhadap sebuah masalah. Karena dengan desain, bukan hanya kita mengejar kapitalis melainkan kita harus sadar dampak dari perbuatan kita terhadap lingkungan yang sudah di titipkan oleh yang Maha Kuasa terhadap kita. Sebisa mungkin mencari solusi yang paling sedikit kemungkinan untuk munculnya masalah baru. 

Referensi

https://dgi.or.id/read/observation/desain-sosial-dan-upaya-pelestarian-lingkungan-hidup.html

No comments:

Post a Comment